Februari 02, 2020

Jalanku Masih Panjang

Jalanku masih panjang. Bisikan relung hatiku berkata seperti itu. Ketika menyebrangi JPO KRL Stasiun Tanjung Barat. Aku baru saja mengakhiri zona nyamanku sebagai jongos perusahaan patungan anak BUMN dan swasta. Kerja sama operasi istilahnya. Disingkat KSO. 

Tidak terasa sudah 17 bulan aku bekerja disana sebagai pegawai yang mengurusi adminitrasi terkait perpajakan perusahaan. Melelahkan? Tidak juga. Sesekali iya. Konflik batin? Masih bisa teratasi. Lantas apa? Gaji lumayan. Benefit oke. Pekerjaan tidak terlalu berat. Intinya hal yang plus minus dari pekerjaan. Positifnya lumayan baik. Negatifnya tentu lebih dominan. Setelah ditimbang dan memutuskan.

Keputusan yang cukup cepat bisa dibilang kawan. Faktornya ada banyak sekali. Dari tawaran sahabatku. Dia sohib banget denganku semenjak kuliah. Mencari pembelajaran baru di proyek baru. Mendapat warna baru di awal tahun 2020. Selebihnya mendapatkan tantangan dan harapan baru di Borneo. Ya, proyekku esok di Melak Kalimantan Timur.

Sohibku bilang, "gak usah terlalu ga enakan sama orang lain". Ketika menanyakan tentang perihal resign di akhir tahun 2019 kemarin. Hari Senin Tanggal 23 Desember 2019 akhirnya ku ajukan surat resign ke manajerku. Setelah mendengar kabar itu, sohibku langsung lega. 

Ceritanya masih panjang. Aku masih harus berproses tahap awal di kantor sohibku. Mengikuti alur lamaran kerja yang seharusnya. Meski aku melalui SJOD (sistem jurusan orang dalam) tetapi manajer HRD bersikap adil. Pertama kali, aku wawancara dengannya. Saat itu aku jiper. Ekpektasinya lumayan tinggi untukku. Yang ku ingat dari pertanyaannya diantaranya mengapa mau diajak sohibku padahal kan belum fix jadi karyawan tetap, tahu apa tentang perusahaan itu, mau jadi apa nanti kalau bergabung, apa masih ingat tentang proses akuntansi, apa betah tinggal di proyek seberang pulau dan entah apa lagi yang kami bahas. Sejam lamanya kurang lebig kami melakukan wawancara.

Tahap selanjutnya, aku harus mengikuti MCU,  interview manajer sahabatku/presentasi, dan psikotes. Jadi prosesnya bisa dibilang acak. Sebab aku pun masih bekerja di kantor lamaku.

Ketika MCU, aku izin seharian. Sekaligus presentasi di sore harinya. Nah pas psikotes aku sudah free dari kantor lamaku. Hari Selasa setelah hari kerja terakhirku. Dan hasilnya masih belum tahu, semoga saja berhasil. Kalau semua hasilnya bagus, bisa diangkat jadi karyawan tetap di kantor pusat. Kalau pun tidak, ya kembali jadi karyawan kontrak proyek. Bismillah.

Pukul 10.19 Hari Minggu pertama Bulan Februari. Sudah berlalu saja Januari dengan hektiknya pekerjaan/penyelesaian PR di kantor lama. Februari menjadi awal harapan baru. Tadi aku baru saja meninggalkan rumahku, ibuku, keponakanku, kakakku dan juga Purwokerto. Berangkat kembali ke ibukota. Tapi kini merantau lebih jauh lagi. Menuju calon ibukota baru Indonesia kelak. Meski aku bukan di Penajam maupun Kukar. Melainkan Kutai Barat. Aku akan berangkat awal pertama minggu ini. Kemungkinan Hari Kamis esok menuju Samarinda. Lalu ke Tenggarong. Dan menuju ke Melak.

Proyekku disana adalah pembangunan jalan hauling untuk tambang batubara. Kami membangun infrastruktur dari area tambang menuju ke akses kapal sungai atau bisa jadi smelter. Semoga saja Tuhan masih memberikan kekuatan dan daya upaya untukku dimanapun nanti berada. Bismillah, Jalanku masih panjang kawan. Aku pun berharap masih diberikan kebahagiaan teruntuk ibuku, keluargaku. Semoga proyek ini berproses lancar dan sukses. Aamiin.

Vino beli Roti O. Memori bersama keponakan tersayang, karena dia paling kecil.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Instagram